DELISERDANG – Fakta terungkap dari kunjungan Bobby Nasution ke Hamparan Perak Deliserdang belum lama ini. Warga di sana sempat dijanjikan jalan dan jembatannya diperbaiki oleh Edy Rahmayadi namun hingga kini janji itu hanya tinggal janji.
Saat itu, ribuan masyarakat yang didominasi kaum ibu penuhi Lapangan Hamparan Perak guna meramaikan kampanye Calon Guberur Sumatera Utara nomor urut 1 Bobby Nasution.
Masyarakat yang hadir tersebut datang dari 20 desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak seperti, Desa Klambir Lima Kebun, Tandem Hilir, dan lainnya. Kegiatan tersebut diinisiasi Relawan Memenangkan Bobby (Rambo), salah satu relawan Bobby Nasution – Surya.
Selain Bobby Nasution hadir juga Calon Wakil Bupati Deliserdang, Lom Lom. Dalam kegiatan tersebut Bobby Nasution memaparkan sejumlah program yang akan dikerjakannya bila terpilih nanti atau diberi amanah menjadi Gubernur Sumatera Utara lima tahun ke depan.
Arianto, tokoh masyarakat setempat membeberkan pihaknya berulang kali meminta agar jalan di kampung mereka diperbaiki. Bahkan sudah berulang kali datang ke Kantor Gubernur yang saat itu dijabat Edy Rahmayadi. Namun mereka hanya diberikan janji bukan realisasi.
Arianto pun memohon kepada Bobby Afif Nasution bila terpilih nanti menjadi Gubernur Sumatera Utara agar segera memperhatikan Jembatan Titi Payung, Kecamatan Hamparan Perak yang saat ini hampir rubuh. Sebab, setiap hari dilalui truk dengan berat 40 ton sampai 50 ton.
“Kami minta secepatnya memperhatikan jalan dan jembatan begitu terpilih nanti,” ujarnya.
Sementara Bobby Nasution mengatakan siap memberikan kinerja bukan sebaliknya hanya penuh janji.
“Kami menyampaikan program pemerintah bila nanti kami diberi amanah. Program ini yang kami kerjakan, bukan sekadar janji,” ungkap Bobby.
Program tersebut disampaikan agar para masyarakat punya pandangan rasional dalam memilih calon pemimpinnya. Program ini merupakan penyelesaian permasalahan yang dikeluhkan masyarakat selama ini.
“Saya pada kontestasi Pilgubsu ini mencalonkan diri. Apa yang sampaikan ini bukan janji politik. Tapi, program yang akan kami laksanakan bila terpilih nanti. Jadi ibu ibu paham mana yang harus dipilih nanti. Pemimpin itu harus bisa menepati janji. Jangan pas kampanye ngomongnya enak. Panjang kali lebar. Tapi, setelah 27 November banyak alasan. Buang bola. Banyak alasan.Calon pemimpin itu harus menyampaikan program yang relevan, bukan asal bicara saja,” jelasnya.
Dalam acara yang berlangsung dengan penuh suasana kekeluargaan itu, Bobby sedikit memaparkan apa yang telah dilaksanakannya begitu dipercaya menjadi Walikota Medan.
Dalam waktu tiga tahun memimpin Kota Medan sebagian besar program yang disampaikan saat kampanye telah terlaksana. Begitu juga nanti bila dipercaya menjadi Gubernur Sumatera Utara
“Program kami tidak muluk muluk bila diberi amanah. Di Medan kami membuat satu prgram UHC. Warga Medan berobat gratis cukup membawa KTP. Bahkan, warga Medan sudah bisa berobat di rumah sakit yang berada di luar kota Medan atau seluruh Indonesia secara gratis dengan membawa KTP. Bila kami dipercaya memimpin Sumatera Utara, program ini akan kami lakukan. Bahkan saya yakin dengan waktu tiga tahun, warga Sumut bisa berobat gratis dengan hanya membawa KTP. Sebab, anggaran yang dikelola cukup untuk melaksanakan program tersebut,” tegasnya.
Program ini sudah berjalan dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat. Bahkan, sebulan program tersebut berjalan warga Medan bertambah. Sebab, warga yang berada di perbatasan Kota Medan ramai ramai mengurus KTP Medan agar bisa berobat gratis. Bahkan, kalau gubernur bisa berkolaborasi dengan bupati, maka maksimal duan tahun sudah bisa terlaksana.
“Jadi, jangan jadi pemimpin itu banyak melempar bola. Program ini sengaja ssya sampaikan agar ibu tahu siapa yang ibu pilih 27 November 2024 nanti untuk bupati dan gubernurnya,” katanya.
Begitu juga untuk infrastruktur, khusunya jalan. Pasangan Surya itu mengatakan, hampir setengah masyarakat tidak paham status jalan. Mereka tidak paham mana punya pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Masyarakat hanya tahu jalan itu milik pemerintah. Bahkan, saat kampanye, calon kepala daerah itu berjanji semua jalan akan diperbaiki. Tidak ada membedakan. Begitu terpilih, mereka lupa dan banyak alasan ketika diminta untuk memperbaiki.
“Begitu terpilih bilangnya bukan tanggung jawab mereka. Malah diperkecil. Salahkan Mulyono, salahkan Jokowi. Waktu Pak Jokowi bangun tol langsung mengklaim ikut andil membantu,” tambahhya.
Dalam kesempatan itu, Bobby juga menuturkan, bagaimana sulitnya ketika Pemko Medan mengajak pemerintah provinsi berkolaborasi dalam mengatasi banjir, mulai dari mengatasi drainase dan sungai. Saat itu Medan sedang dalam kondisi banjir parah. Namun, karena harus bertanggungjawab kepada masyarakat, mereka bersusah payah mengatasi persoalan itu. Sekarang ini hasilnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Gubernur Sumatera Utara itu diberi amanah mengelola anggaran sebesar Rp14 triliun setiap tahun. Katakanlah setengahnya digunakan untuk gaji ASN. Makan, tersisa sekitar Rp7 triliun. Bila dikelola selama lima tahun, maka jumlahnya Rp35 triliun. Kalau punya kemauan, harusnya jembatan bisa diperbaiki. Jalan tidak berlombang. Ini hanya janji. Mungkin dia lupa. Kalau infrastruktur rusak, perekonomian begitu begitu saja. Buk, saya bangun Jembatan Sicanang . Sebelum saya jembatan itu sudah empat kali ambruk. Sekarang sudah berdiri karena saya punya kemauan dan tanggung jawab atas anggaran yang kami kelola,” ucapnya.
Terakhir, dirinya mengingatkan kepada masyarakat yang hadir untuk tidak menjelekkan pasangan lain. Pilkada ini dihadapi dengan suasana senang dan santai. Tidak perlu ribut satu sama lain. (Red)